Minggu, 23 November 2014

STATISTIK DESKRIPTIF

BAB II
STATISTIK DESKRIPTIF

A.     Pengertian Statistik Deskriptif
Adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melalukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
B.      Penyajian Data
Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap. Menarik perhatian pembacanya dan mudah dipahami.
1)      Tabel
Tabel terdiri dari dua macam : a. Tabel biasa dan b. Tabel distribusi frekuensi
Contoh Tabel Data Nominal:
Telah dilakukan pengumpulan data untk mengetahui komposisi pendidikan pegawai di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Blok M. Berdasarkan studi dokumentasi diperoleh keadaan sebagai berikut:
a)      Bagian Pamasaran,    S1=2 orang; D3=5 orang; SMTA=4 orang
b)      Bagian Akademik,      S1=4 orang; D3=2 orang; SMTA=1 orang
c)      Bagian Keuangan,      S1=1 orang; D3=1 orang; SMTA=3 orang
d)      Bagian Penempatan, S1= 1 orang; D3=0 orang; SMTA=1 orang
Dari data mentah di atas dapat disusun  ke dalam table dibawah ini:
TABEL 2.1
KOMPOSISI PENDIDIKAN PEGAWAI
POLITEKNIK LP3I JAKARTA KAMPUS BLOK M

NoBagianTingkat PendidikanJumlah
S1D3SMTA
1Pemasaran23510
2Akademik4217
3Keuangan1135
4Penempatan1012
Jumlah861024
Sumber data: Bagian Personalia
Contoh Tabel Data Ordinal


TABEL 2.2
RANGKING SKOR TOEIC
Periode Juli 2012 sd Juni 2013

NoNama KaryawanSkor TOEICRangking
1Nengwida7801
2Harti5602
3Nunung4403
4Puspita4204
5Iwan3005
Rata-Rata Skor TOEIC500
Sumber Data: Bagian Personalia
Contoh Tabel Data Interval
Dari hasil penelitian kepuasan kerja pegawai menggunakan instrument dengan skala Likert dengan interval 1 sampai dengan 5 dimana skor 1 untuk sangat kurang; 2 untuk kurang; 3 untuk cukup; 4 untuk baik; dan 5 untuk sangat baik. Hasilnya disajikan dalam table di bawah ini.
TABEL 2.3
TINGKAT KEPUASAN KERJA PEGAWAI

NoAspek Kepuasan KerjaTingkat Kepuasan
1Gaji37.58
2Insentif57.18
3Transportasi68.60
4Perumahan48.12
5Budaya Kerja54.00
Sumber Data: Bidang Personalia
2)      Tabel Distribusi Frekuensi
Disusun bila jumlah data yang akan disajikan cukup banyak, sehingga kalau disajikan dalam bentuk tabel biasa menjadi tidak efisien, kurang komunikatif, dan tidak menarik. Selain itu tabel ini dibuat untuk persiapan pengujian terhadap normalisasi data yang menggunakan kertas peluang normal.
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi
TABEL 2.4
DISTRIBUSI FREKUENSI
NILAI MATAKULIAH STATISTIKA 150 MAHASISWA

No KelasKelas IntervalFrekuensi
110 – 191
220 – 296
330 – 399
440 – 4931
550 – 5942
660 – 6932
770 – 7917
880 – 8910
990 – 992
Jumlah150
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tabel distribusi frekuensi
a)      Tabel di atas memiliki 9 kelas. No 1 sd 9
b)      Pada setiap kelas mempunyai kelas interval. Interval nilai bawah dengan atas disebut panjang kelas.
c)      Setiap kelas interval mempunyai frekuensi (jumlah).
d)      Tabel distribusi frekuensi tersebut bila mau dibuat menjadi tabel biasa akan memerlukan 150 baris (n=150) jadi akan sangat panjang.
Pedoman Umum membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Langkah pertama dalam membuat tabel distribusi frekuensi adalah menentukan kelas interval. Terdapat 3 pedoman yang dapat diikuti:
a)      Berdasarkan Pengalaman, berdasarkan pengalaman jumlah kelas interval yang digunakan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi berkisar antara 6 sd 15 kelas.
b)      Ditentukan dengan membaca grafik
c)      Ditentukan dengan rumus Sturges
Rumus Sturges :
K = 1 + 3,3 log n
Dimana :
K          = Jumlah Kelas Interval
n          = Jumlah data observasi
log       = Logaritma
Misal: Jumlah data 200, maka jumlah kelasnya (K) =
K = 1 + 3,3 log 200 = 1 + 3,3 * 2,30 = 8,59 dapat dibulatkan menjadi 8 atau 9
Contoh Cara Menyususn Tabel Distribusi Frekuensi
Dibawah ini nilai mata kuliah statistika dari 150 mahasiswa
27796940518855483661
53449351654258556963
70486155602547786154
57767362366740515968
27466243548359137257
82455452715382696035
41656275604255344945
49644061734459467186
43695431365175446653
80715356916041295657
35544339562762448561
59896051715358267768
62574869765249455441
33618057424559446873
55703959695185465567
a)      Hitung jumlah kelas interval
K = 1 + 3,3 log 150 =1+ 3,3 * 2,18 = 8,19 Boleh 8 atau 9. Kita gunakan 9.
b)      Hitung rentang data, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil kemudian ditambah 1. Data terbesar 93 dan terkecil 13.
Jadi 93 – 13 = 80 + 1 = 81
c)      Hitung panjang kelas
Panjang Kelas = Rentang : Jumlah Kelas; 81 : 9 = 9. Walau dari hitungan panjang kelas 9, tetapi pada penyusunan tabel ini digunakan panjang kelas 10.
d)      Susun interval kelas
Secara teoritis penyusunan kelas dimulai dari data terkecil, yaitu 13. Tetapi supaya komunikatif maka dimulai dengan angka 10
e)      Memasukan data dengan tally
Dengan cara mencoret data yang telah dimasukkan dimulai dari paling awal (27) yang masuk ke kelas no 2 (20-29) dan seterusnya data 53 dengan tally di setiap kelas tersedia. Jumlah tally harus sama dengan jumlah data. Setelah frekuensi ditemukan lalu tally dihilangkan.
TABEL 2.5
PENYUSUNAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
DENGAN TALLY
No KelasKelas IntervalTallyFrekuensi (f)
110 – 19I1
220 – 29IIIII I6
330 – 39IIIII IIII9
440 – 49IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I31
550 – 59IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II42
660 – 69IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II32
770 – 79IIIII IIIII IIIII II17
880 – 89IIIII IIIII10
990 – 100II2
Jumlah  :150
Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
Kumulatif adalah tabel yang menunjukan jumlah observasi yang menyatakan kurang dari nilai tertentu.
TABEL 2.6
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF
NILAI STATISTIKA 150 MAHASISWA
Kurang DariFrekuensi Kumulatif
Kurang dari 201
Kurang dari 307
Kurang dari 4016
Kurang dari 5047
Kurang dari 6089
Kurang dari 70121
Kurang dari 80138
Kurang dari 90148
Kurang dari 101150
Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
Penyajian data lebih mudah dipahami bila dinyatakan dalam persen (%). Penyajian data yang merubah frekuensi menjadi persen dinamakan distribusi frekuensi relative. Cara pembuatannya adalah dengan merubah frekuensi menjadi persen.

TABEL 2.7
DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF
NILAI STATISTIKA 150 MAHASISWA

No KelasKelas IntervalFrekuensiRelatif (%)
110 – 1910,67
220 – 2964,00
330 – 3996,00
440 – 493120,67
550 – 594228,00
660 – 693221,33
770 – 791711,33
880 – 89106,67
990 – 10021,33
Jumlah  :100
3)      Grafik
Dua macam Grafik:
a)   Grafik Garis (polygon)
Dibuat untuk menunjukan perkembangan suatu keadaan. Perkembangan tersebut bisa naik dan bisa turun.
b)   Grafik Batang (histogram) dan dikembangkan ada juga
c)   Grafik Balok (3D)
4)      Diagram Lingkaran (Piechart)
Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari berbagai kelompok.
Contoh : Jumlah pengguna handphone dari berbagai merk dagang.
Jumlah pengguna Nokia                     = 20%
Jumlah pengguna Sonyeriksson          = 15%
Jumlah pengguna blackberry             = 45%
Jumlah pengguna Samsung                = 10%
Jumlah pengguna hp china                 = 10%
dari data diatas dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :
5)      Pictogram (Grafik Gambar)
Adakalanya supaya penyajiannya lebih menarik dan komunikatif maka penyajian data dibuat dalam bentuk pictogram.
C.      Pengukuran Gejala Pusat (Central Tendency)
Modus, Median dan Mean merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan atas gejala pusat dari kelompok tersebut, namun dari tiga macam teknik tersebut yang menjadi ukuran gejala pusatnya berbeda-beda.
1)   Modus (Mode), adalah nilai yang sering muncul dalam kelompok.
Contoh:
Hasil observasi terhadap umur pegawai di Departemen X adalah: 20, 45, 60, 56, 45, 45, 20, 19, 57, 45, 45, 51, 35. Untuk mengetahui modus umur dari pegawai maka dilihat data yang paling sering muncul, yaitu 45 sebanyak 5 data.
2)   Median, adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya.
Contoh Jumlah data ganjil. Dari data umur pegawai di atas diurutkan menjadi : 19, 20, 20, 35, 45, 45, 45, 45, 45, 51, 56, 57, 60. Nilai tengahnya adalah data ke 7 yaitu 45.
Contoh jumlah data genap (10 data). Data tinggi badan pegawai 145, 147, 167, 166, 160, 164, 165, 170, 171, 180 cm. Diurutkan (dari yang paling besar atau dari yang paling kecil) 180, 171, 170, 167, 166, 165, 164, 160, 147, 145 cm. Nilai tengahnya adalah dua angka yang ditengah dibagi 2. (166 + 165)/2 = 165,5 cm.
3)   Mean, adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.
Me =  x/ n
Rumus Mean :
Dimana :           Me       = Mean (rata-rata)
∑          = Eplison (baca: jumlah)
xi                    = Nilai x ke I sampai ke n
n          = Jumlah individu
Contoh : Sepuluh pegawai PT Sentosa berpenghasilan sebulannya dalam dolar seperti berikut : 90, 120, 160, 60, 180, 190, 90, 180, 70, 160.
Me = (90+120+160+60+180+190+90+180+70+160) : 10 = 130
4)   Menghitung Modus, Median, Mean untuk data Bergolong. (Tersusun dalam Tabel Distribusi Frekuensi)
Contoh: Hasil tes kemampuan manajerial 100 pegawai PT Samudra
TABEL 2.8
DISTRIBUSI NILAI KEMAMPUAN MANAJERIAL
100 PEGAWAI PT SAMUDRA

Interval Nilai KemampuanFrekuensi / Jumlah
21 – 302
31 – 406
41 – 5018
51 – 6030
61 – 7020
71 – 8010
81 – 908
91 – 1006
Jumlah100


Berdasarkan data di tabel di atas hitunglah Modus, Median, Mean.
Menghitung Modus
Rumus Modus



      Dimana :
Mo       = Modus
b          = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p          = Panjang kelas interval
b1         = Frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2         = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya
Dari tabel 2.8 maka ditemukan :
Kelas modus = kelas keempat (f nya terbesar = 30)
b          = 51 – 0,5 = 50,5
b1                  = 30 – 18 = 12
b2         = 30 – 20 = 10 jadi
Modusnya = 50,5 + 10 ( 12/(12+10) ) = 55,95
Menghitung Median

      Rumus Median
                            ½ n – F
Md  =  b +  p  (                 )
f
Dimana :
Md       =  Median
b          =  Batas bawah dimana median akan terletak
n          =  Banyak data/jumlah sampel
p          =  Panjang kelas interval
F          =  Jumlah semua frequensi sebelum kelas median
f           =  Frekuensi kelas median
Dari tabel kita hitung median:
Setengan dari data (1/2 n) = ½ x 100 = 50. Jadi median terletak pada interval ke empat, karena sampai interval ini jumlah frekuensi sudah lebih dari 50 tepatnya 56. Dengan demikian pada interval ke empat merupakan kelas median batas bawahnya (b) adalah 51 – 0,5 = 50,5. Panjang kelas mediannya (p) adalah 10, dan frekuensi = 30. Adapun F nya = 2 + 6 + 18 = 26
Md       =  50,5 + 10 ( 50 – 26)  =  58,5
30
Menghitung Mean
Untuk lebih mudah kita buat tabel sebagai berikut terlebih dahulu:
TABEL 2.9
DISTRIBUSI NILAI KEMAMPUAN MANAJERIAL
100 PEGAWAI PT SAMUDRA

INTERVAL NILAIxififxi 
21 – 3031 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100

25,535,5
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5

26
18
30
20
10
8
6

51213
819
1.665
1.310
755
684
573

Jumlah1006.070 
Rumus Mean :
Dimana :
Me       = Mean untuk data bergolong
∑ fi              = Jumlah data/sampel
fi xi       = perkalian fi dengan xi. xi adalah rata-rata dari nilai terendah dan tertinggi.
Me = 6070/100 = 60,70
D.     Pengukuran Variasi Kelompok
Untuk menjelaskan data kelompok dapat juga didasarkan pada tingkat variasi data yang terjadi pada kelompok tersebut. Untuk mengetahui tingkat variasi kelompok data dapat dilakukan dengan melihat rentang data dan standar deviasi atau simpangan baku dari kelompok data yang telah diketahui.
1.   Rentang Data
Rentang data (range) dapat diketahui dengan mengurai data yang terbesar dengan data terkecil yang ada pada kelompok itu.
Rumus Rentang Data :
R = xt – xr
Dimana  :
R          =  Rentang
xt          =  Data terbesar dalam kelompok
xr         =  Data terkecil dalam kelompok
Contoh :
Sepuluh pegawai di PT  Damai memiliki gaji (dalam dolar) 50, 75, 150, 170, 175, 190, 200, 400, 600, 700
Data terkecil   = 50
Data terbesar  = 700
R = 700 – 50 = 650
Rentang data inilah yang menunjukan tingkat variasi kelompok
2.      Varians :

Varians adalah salah satu teknik yang digunakan  untuk menjelaskan homogenitas kelompok.
Varians  : Jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata kelompok
Akar varians = standar deviasi/simbangan baku
Varian populasi                       :  σ2
Standar deviasi                                                 σ
Varians sampel                       :  s2
Standar deviasi sampel           :  s
Contoh Tabel cara menghitung varians dan simpangan baku sekelompok mahasiswa yang berjumlah 10 orang yang selanjutnya diberi symbol xi. Dari nilai 10 orang tersebut rata-rata x (mean) adalah :
x = (60+70+65+80+70+65+75+80+70+75)/10 = 71
Jadi rata-rata nilai = 71
Jarak antara nilai individu dengan rata-rata disebut simpangan. Simpangan (deviasi) mahasiswa no 1 adalah  60 – 71 = -11 dan seterusnya. Jumlah simpangan (xt – xr) jumlahnya harus nol.
TABEL 2.10
CARA MENGHITUNG VARIANS DAN SIMPANGAN BAKU
NILAI 10 MAHASISWA
NONILAISIMPANGAN         _
( xi  –   x )

SIMPANGAN KUADRAT        _
( x–   x )2

12
3
4
5
6
7
8
9
10
6070
65
80
70
65
75
80
70
75
-11-1
-6
9
-1
-6
4
9
-1
4
1211
36
81
1
36
16
81
1
16
JUMLAH7100390


S  = 390   =  39
10
S    =  √39  =  6,2450
_
σ2  =  Σ ( xi  -  x  ) 2
n
_
σ    = √ Σ ( xi  -  x  ) 2      
                                    n
_
S2       = Σ ( xi  -  x  ) 
                           (n-1)
Indeks/koefisien Variasi
Indeks Variasi   =        s           x 100 %
Rata-rata
Contoh :
Data Kelompok I                     :  4, 6, 8, 10, 12, 14, 16
Data Kelompok 2                    : 104, 106, 108, 110, 112, 114, 116
Rata-rata Kelompok 1             =  4+6+8+10+12+14+16
7
=  10
s kelompok 1                           =  4,32
Rata-rata kelompok 2                         =  104+106+108+110+112+114+116
7
=  110
S kelompok 2                           =  4,32
Koefisien Variasi kelompok 1 =   (4,32/10)   x 100 % = 43,2%
Koefisien Variasi kelompok 2  =   (4,32/110) x 100 % = 3,93 %
  1. 3.      Menghitung Standard Deviasi Untuk Data Bergolong
      Rumus :
                        
S   = √ Σfi ( xi  -  x  )2
(n-1)

TABEL 2.11
TABEL PENOLONG UNTUK MENGHITUNG
STANDAR DEVIASI DARI DATA BERGOLONG
 Interval Nilai

 fi

 xi

       _xi -  x

    _(xi – x )2

         _fi (xi – x)2

21 – 30
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100

2
6
18
30
20
10
8
6

25,5
35,5
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5

-35,2
-25,2
-15,2
-5,2
4,8
14,8
24,8
34,8

1.239,04
639,04
231,05
27,04
23,04
219,04
615,04
1.211,04

2.478,08
3.810,24
4.158,72
811,20
460,80
2.190,40
4.920,32
7.266,24

JUMLAH100---  26.096,00 

                            _
S   =  √ Σfi ( xi  -  x  )2
(n-1)
= √ 26.096 /99    = √  264,09     =  16,24

0 komentar:

Posting Komentar